09 July 2012

Iman dan Perbuatan

Yakobus 2 : 14 - 22,,

Kalau membaca perikop ini, satu hal yang selalu gw ingat adalah kata-kata :
"Iman tanpa Perbuatan pada hakekatnya adalah mati"

Gw tertawa sekaligus membenarkan ayat 19 : "Setan-setan pun juga percaya bahwa hanya ada satu Allah saja." Lalu,, gw berpikir,, kalau gw hanya mengaku di mulut bahwa gw percaya pada Tuhan, gw belum ada bedanya dengan orang-orang yang belum kenal Tuhan bahkan tidak ada bedanya dengan setan-setan.

Lalu apa yang bisa membuat gw dan anak-anak Tuhan beda dengan dunia ? yuppp.. perikop ini menjawab dengan jelas,, yang membedakan adalah perbuatan. Iman yang disertai perbuatan, Perbuatan yang didasarkan pada Iman.

Gw jadi teringat satu renungan yang pernah gw baca, judulnya Teh yang hambar.

Ada 2 pemuda mampir ke kedai minuman, mereka sama-sama pesan Teh. Beberapa menit kemudian, teh panas yang mengepul  dihidangkan dihadapan mereka. Setelah minum sedikit, pemuda 1 berkata : "bro, minuman kita kayaknya ketuker deh, tadi gw pesen teh manis panas, tapi ini rasanya tawar."
Pemuda yang satu lagi berkata : "tapi, ini teh tawar juga, sesuai pesanan gw, ga ketukar lah..."
Setelah diamati, ternyata teh mereka memang tidak tertukar. Di dasar gelas pemuda pertama ada gula setinggi 1 cm. Gulanya belum diaduk, karena itu rasa tehnya hambar. Kalau diaduk, baru teh manisnya bisa dinikmati dan terasa bedanya dengan teh tanpa gula.

Nah...kalau dipikir-pikir,,, hidup gw ini seringkali seperti teh panas tadi. Harusnya manis, tapi karena gulanya tidak diaduk, manisnya tidak terasa.
Roh Kudus yang sudah gw terima, kebenaran Firman Tuhan yang sudah gw tau dan gw terima harusnya bisa terlihat bedanya dengan orang-orang yang belum terima Yesus dalam hidupnya, tapi seringkali terlihat sama aja. Lalu gimana caranya supaya bisa terlihat ?
jawabannya ada di ayat 22 "iman harus bekerja sama dengan perbuatan. dan oleh perbuatan itu iman menjadi sempurna."

Nah, seperti teh tadi, harus diaduk dulu baru manis.  Iman yang gw punya juga harus "diaduk" supaya menyatu dengan perbuatan gw sehari-hari. Masalahnya proses "diaduk" itu ga segampang mengaduk teh dengan gula :)  Proses mengaduk iman dengan perbuatan butuh kerendahan hati.

Nah sekarang gw perlu koreksi diri nih,,, sudahkan keberadaanku di tengah dunia ini memberi "rasa" seperti gula memberi rasa manis kepada teh ? Apakah orang bisa mengenali gw sebagai anak Tuhan lewat perbuatan gw ? Kalau pohon dikenal orang karena buahnya... begitu pun anak-anak Tuhan. Buah Roh harus nyata, supaya dunia kenal siapa kita :)

Hmmmm.. mulai hari ini gw buat satu komitmen baru... mau mulai belajar memperkenalkan diri kepada dunia lewat perbuatan gw,, tentunya dengan pimipinan Roh Kudus.

No comments:

Post a Comment